6.500 Hektar Lahan di Lebak akan Ditanam Kedelai

Date:

Lebak – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak menargetkan 6.500 hektar lahan ditanam kedelai sebagai upaya mendukung program nasional yang dicanangkan Presiden Joko Widodo untuk mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia, khususnya padi, jagung dan kedelai (pajale).

BACA JUGA: Akedemisi UPH Dorong Pemerintah Percepat Wujudkan Kedaulatan Pangan

“Ini program nasional, para petani diharuskan menanam Kedelai di lahannya masing-masing, bibitnya disediakan silahkan kelola sendiri oleh petani,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Lebak, Dede Supriyatna saat memberikan arahan kepada para UPT dalam Sosialisasi Program Nasional Penanaman Kedelai, Selasa (21/11/2017).

Dede mengatakan, program nasional ini harus didukung oleh seluruh elemen masyarakat, terutama petani dan stakeholder terkait. Pasalnya, keberhasilan program ini adalah sinkronisasi antara elemen masyarakat.

BACA JUGA: Banten Masih Tertinggal soal Teknologi Pertanian

Agar budidaya kedelai ini bisa dijalankan dengan baik oleh petani, pemerintah menggandeng kepolisian dan kejaksaan dalam memberikan bimbingan hukum. Dengan pendampingan ini, diharapkan petani mengetahui mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan sesuai aturan.

“Jadi petani jangan takut, karena libatkan kepolisian dan kejaksaan untuk memberikan bimbingan hukum agar para petani terhindar dari masalah hukum saat menjalakan program ini,” terang Dede.

Mengingat program tersebut merupakan program nasional, petani dan dinas Pertanian harus siap melaksanakan budidaya ini. Pihaknya juga melibatkan BPN terkait lahan yang nantinya disedikan.

“Tadinya 500 hektar kemudian bergerser dan bertambah menjadi 6500 hektar. Kita libatkan BPN untuk ikut mensukseskan kegiatan ini,” katanya.

BACA JUGA: Bulakan Lebak Jadi Kawasan Terpadu Tanam Jagung, WH Minta Keseriusan Pusat

Sementara itu, Ujang Sutrisna, perwakilan CV Cipta Media Alami selaku distributor bibit yang ditunjuk Kementrian Pertanian (Kementan) mengatakan, jumlah bibit untuk kebutuhan tanam seluas 6.500 hektar adalah 160 ton. Sekitar 70 ton sudah mulai didistribusikan.

“Tentunya bibit yang kita pasok berkualitas baik. Jika di lapangan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan semisal bibit rusak, maka petani berhak mengembalikannya,” pungkasnya.(Nda)

Author

Terpopuler

Share post:

Berita Lainnya
Related

Setelah Sebatik Merambah Pasar Taiwan hingga Belanda, Kini Giliran Sepatu Lokal ‘Dorks’ Diekspor ke Senegal

Berita Tangerang - Sepatu-sepatu lokal di Kabupaten Tangerang yang...

Kata Pejabat Kemenko Perekonomian dan Bank Indonesia soal Inflasi dan Digitalisasi di Banten

Berita Banten - Tim Pengendalian Inflasi Daerah atau TPID...

Emang Boleh Ada Bolen Selegit ‘Ovenin’ Buatan Sri?

Berita Tangerang - Sri Yuningsih memberikan garansi tentang keunggulan...

bank bjb Kembali Dipercaya Jadi Penempatan RKUD Kota Tangsel

Berita Tangsel - bank bjb kembali dipercaya sebagai tempat...