Banten Hits – Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Provinsi Banten mencatat pada tahun 2015 di Kabupaten Lebak telah terjadi 33 laporan kekerasan terhadap anak sehingga menempatkan wilayah yang dipimpin Iti Octavia Jayabaya ini menduduki peringkat dua terbanyak se Provinsi Banten.
Ketua LPA Banten Iip Syafrudin menyebutkan, pada tahun 2016 ini terhitung sejak Januari hingga Juni pihaknya menerima laporan bahwa kasus kekerasan pada anak mulai mengalami penurunan.
“Mulai dari bulan Januari sampai Juli 2016 relatif berkurang pelaporannya, tapi memang ketika komparasi data dengan Kanit PPA Polres Lebak jumlah kasusnya masih ada dan masih banyak sekali,” kata Iip Syafrudin saat sosialisasi perlindungan anak di SMAN 2 Rangkasbitung, Sabtu (24/9/2016).
Iip mengaku, miris saat memberikan bantuan program kepada beberapa anak yang ada diwilayah Kabupaten Lebak beberapa waktu lalu.
“Sangat miris, masih banyak terjadi kasu-kasus kekerasan fisik, psikis, seksual dan penelantaran anak di Kabupaten Lebak,” ungkapnya.
Menurut Iip, sebagai salah satu cara untuk memberikan perlindungan pada anak pihaknya melakukan sosialisasi kepada orang dewasa dilingkungan anak dan kepada anak itu sendiri.
“Kita berikan informasi kepada anak agar bisa melindungi diri sendiri, ini sebagai salah satu cara kami dalam rangka promotif dan prepentif selain langkah advokasi, rehabilitasi dan langkah reintegrasi bagi anak-anak yang sudah terlanjur bermasalah secara sosial,” imbuhnya.
Ketua LPA Lebak Oman Rohmawan mengatakan, dengan dibentuknya LPA Lebak diharapkan masyarakat mau melaporkan apabila terjadi kasus kekerasan terhadap anak.
“Umumnya masyarakat Lebak enggan untuk melaporkan bila terjadi kasus kekerasan pada anak, mungkin karena masih awam kepada siapa mereka harus melapor atau merasa takut untuk melaporkan kepda polisi. Untuk itu, kami (LPA Lebak-red) siap menerima laporan bila terjadi kasus kekerasan pada anak untuk mendampingi dan siap mensosialisasikannya,” ujarnya. (Rus)
