Tangerang – Jakarta Animal Aid Network (JAAN) melaporkan pentas lumba-lumba dan aneka satwa yang berlangsung di Halaman Metropolis (Metos), Kota Tangerang.
“Ya, sudah kita buat laporannya ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Pentas lumba-lumba ini sudah terlalu sering,” kata Benfica, aktivis JAAN saat dihubungi Banten Hits, Senin (13/3/2017).
Laporan terhadap pentas lumba-lumba di Indonesia sudah kerap kali dilakukan. Namun sayang, eksploitasi terhadap mamalia laut cerdas tersebut masih saja marak.
“Terakhir pada Januari kita menyurati Pak Presiden terkait makin maraknya sirkus lumba-lumba. Sebenarnya dapat respon yang baik. Tapi persoalannya adalah, perintah presiden ini kan turun temurun, disposisi, dari Menteri LHK lalu turun ke Dirjen Konservasi Sumber Daya dan Ekosistem hingga ke Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati (KKH). Itu kan selalu begitu,” terang Benfica.
Kepada Direktorat KKH, JAAN menyampaikan bahwa Indonesia menjadi satu-satunya negara masih menyelenggarakan sirkus satwa.
“Padahal, pada tahun 2010 secara internasional itu sudah dilarang,” tegas pria yang akrab disapa Iben.
Pentas lumba-lumba yang berlangsung sejak tanggal 10 Maret hingga 16 April 2017 di pusat perbelanjaan tersebut rupanya sudah kali kedua digelar.
“Sudah dua kali sama ini, kalau enggak salah sekitar tahun 2013,” tutur salah seorang warga Tangerang.(Nda)