Pandeglang – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Djan Faridz konsisten mendukung pasangan Ahok-Djarot pada Pilkada DKI Jakarta.
Buntut dari dukungan itu pun memicu reaksi keras dan kritik, terutama dari para kader partai berlambang Kabah tersebut. Di Kabupaten Pandeglang, ratusan santri dan ulama serta kader PPP menyuarakan kecaman yang sama.
Massa mendesak partai berasaskan Islam ini mencabut dukungan terhadap pasangan Ahok-Djarot. Sikap politik PPP dinilai sebagai bentuk penghianatan terhadap agama Islam. Maklum saja, Ahok kini tengah menjalani sidang karena tersandung kasus dugaan penistaan agama terkait ucapannya tentang surat Al Maidah 51.
Selain berorasi, massa juga membakar atribut PPP dan foto Sekjen PPP kubu Djan, Dimyati Natakusumah sebagai bentuk kekecewaan yang turut memberikan dukungan kepada Ahok-Djarot.
Mantan bupati Pandeglang yang pernah mencalonkan diri sebagai gubernur Banten ini dinilai menjatuhkan martabat warga Pandeglang yang dikenal dengan daerah sejuta santri dan seribu kyai.
“Ini solidaritas kami sebagai umat muslim tidak ada kaitannya dengan politik. Di Jakarta itu bukan lagi ajang mencari gubernur, tapi mencari pemimpin berakidah,” tegas Muhammad Ilyas salah satu pengunjuk rasa yang juga merupakan kader PPP.
Menurut massa, sikap Dimyati, suami dari Bupati Pandeglang Irna Narulita ini mencerminkan sosok politisi busuk yang menghalalkan segara cara untuk kepentingan tertentu dengan mengatasnamakan agama.
“Dimyati sebagai politisi yang berangkat dari Pandeglang, kami simpatisan PPP tidak rela jika PPP digadaikan demi kepentingan politik dan jabatan apalagi dengan menitipkan kepada sosok yang merusak agama Islam,” kata Rouf korlap aksi.
“Kami desak Dimyati dan PPP mencabut dukungan itu. Tidak layak partai Islam dan kadernya malah mendukung calon pemimpin yang telah merendahkan derajat umat Islam,” tandasnya.(Nda)
