Cilegon – Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) Banten bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Banten, menggelar pemeriksaan kesehatan terhadap 705 napi di Lapas Klas III Cilegon, Senin (14/8/2017).
Minimnya tenaga medis yang bertugas di lapas tersebut menjadi salah satu alasan pemeriksaan kesehatan dilakukan. Pasalnya, pihak lapas masih mengandalkan dokter Puskesmas Cikerai.
“Kalau lapas lain sudah ada dokter, kalau di sini memang masih mengandalkan dokter puskesmas,” kata Kepala Kanwil Kemenkumham Banten Ajub Suratman, kepada awak media.
Ajub menerangkan, pemeriksaan terhadap napi, mengingat rentannya penyakit menular menyerang para napi.
Dari hasil pemeriksaan, terdapat 7 napi positif mengidap penyakit Tuberkulosis (TB) atau yang biasa dikenal dengan TBC. Napi dengan penyakit asam urat 2 orang, diabetes 1 orang, HIV 1 orang serta belasan napi lainnya terserang penyakit gatal-gatal.
Dijelaskan Ajub, rentannya penularan penyakit TB diketahui sebelum masuk ke dalam. Sebelum masuk, napi memang sudah menderita penyakit tersebut.
“Tapi, TB itu biasanya bawaan dari luar. Kalau positif TB nanti kita isolasi di ruangan khusus atau poliklinik di dalam lapas,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Sub Bidang Pembiayaan Kesehatan dan Jaminan Kesehatan Masyarakat Dinkes Banten, Dendi mengatakan, penyebaran penyakit TB terjadi melalui kontak langsung seperti bersenggolan atau berbincang. Sementara HIV, penularannya hanya terjadi karena penggunaan jarum suntik yang bergantian atau hubungan seks.
“Kalau TB memang rentan sekali. Satu orang bisa menulari 10 sampai 15 orang. Kalau HIV memang ada, tapi paling banyak di Lapas Tangerang,” ungkapnya.
Ke depan, dinke akan berupaya mengakomodir permintaan kemenkumham untuk menyiagakan dokter di Lapas Cilegon.
“Sambil kita juga akan melakukan pemeriksaan rutin dua kali dalam setahun,” imbuhnya.(Nda)
