Serang – Aksi unjuk rasa mahasiswa di depan Gedung DPRD Banten mewarnai HUT ke-17 Provinsi Banten, Rabu (4/10/2017). Unjuk rasa juga bertepatan dengan kedatangan Presiden Joko Widodo ke sejumlah daerah di Banten.
BACA JUGA: Usai Tinjau Waduk Karian, Jokowi akan Langsung Ke Pandeglang
Aksi unjuk rasa yang dilakukan Keluarga Mahasiswa Lebak (Kumala) tersebut untuk menuntut perubahan yang dinilai belum signifikan terlihat sejak Banten memisahkan diri dari Jawa Barat pada tahun 2000 lalu.
“Sudah beberapa kali berganti pemimpin, Banten belum mampu menunjukkan perubahan yang signifikan,” kata Ketua Umum Kumala, Imam Nurhakim.
BACA JUGA: Penduduk Miskin di Banten Bertambah 17.300 Orang
Tidak adanya perubahan yang signifikan kata Imam dapat dilihat dari masih rendahnya mutu dan kualitas pendidikan, banyaknya masyarakat yang hidup dengan kondisi ekonomi lemah dan minimnya lapangan pekerjaan yang berdampak tingginya angka pengangguran.
“Padahal, Banten berdekatan dengan ibu kota. Seharusnya, ini menjadi nilai bagus terutama dalam perkembangan ekonomi dan kesejahteraan masyarakatnya,” ujarnya.
BACA JUGA: Lulusan SMK di Banten Belum Sesuai Pangsa Pasar Daerah
Sejumlah persoalan yang masih harus dihadapi sambung Imam seyogianya menjadi perhatian serius pemimpin baru yakni Wahidin Halim dan Andika Hazrumy.
“Pendidikan soal sarana dan prasarana yang masih banyak tidak memadai, masalah agraria, transportasi yang belum ditata dengan baik, ekonomi, galian pasir, kesehatan yang memudahkan dan terjangkau, infrastruktur yang berkualitas, pelayanan publik, tunjagan bagi anggota dewan yang kami anggap belum layak dan mendorong agar nama Uwes Qorny salah satu tokoh pendiri Banten diabadikan,” papar Imam.(Nda)