Lebak – SMA Negeri 1 Rangkasbitung kembali menjadi objek studi banding. Setelah SMAN 14 Tangerang dan SMA Plus Permata Insani Islamic School Tangerang, giliran SMA dari “Kota Kembang” Bandung yang melakukan studi banding ke sekolah yang berlokasi di Jalan RT Hardiwinangun, Muara Ciujung Timur, Rangkasbitung tersebut.
Dari siaran pers yang diterima Banten Hits, Minggu (16/10/2017), studi banding program unggulan pada Sabtu (14/10) dilakukan oleh SMAN 20 Bandung.
“Studi banding dilakukan karena SMAN 1 Rangkasbitung menjadi benchmarking sekolah prestasi nasional, sekolah adiwiyata, sekolah rujukan, sekolah sehat, sekolah pendidikan agama, sekolah transparan, dan sekolah sadar hukum,” kata Kepala SMAN 20 Bandung, Heniyati.
Studi banding juga dilakukan untuk mengetahui kebijakan yang diterapkan di sekolah yang mendapatkan berbagai prestasi tersebut. Salah satu yang paling anyar adalah penerapan transaksi non tunai.
BACA JUGA: SMAN 1 Rangkasbitung Terapkan Transaksi Non Tunai
“Kami berharap, dari studi banding ini kami bisa mendapatkan berbagai hal yang positif yang bisa kami terapkan,” harapnya.
Sementara itu, Kepala SMAN 1 Rangkasbitung Iva Havidania mengaku, sebuah kehormatan sekolah yang dipimpinnya menjadi objek studi banding oleh sejumlah sekolah dari luar daerah.
“Ini suatu kehormatan dan kebanggaan bagi kami, sebagai sekolah yang berada di daerah justru menjadi rujukan oleh sekolah lain dari luar daerah,” katanya.
Hal ini kata dia, tidak lepas dari dukungan dari berbagai pihak, baik lingkungan sekolah, wali murid dan komite, alumni, serta pemerintah daerah yang terus memberikan dukungan terhadap kebijakan yang dilakukan.
“Kami berharap sinergisitas bisa terus terbangun agar SMAN 1 Rangkasbitung bisa terus bermanfaat memberikan kontribusi positif dalam dunia pendidikan, khususnya di Kabupaten Lebak,” ucapnya.(Nda)
