Pandeglang – Ratusan kiai muda Gerakan Pemuda (GP) Ansor Banten, Jakarta dan Jawa Barat menghadiri halaqoh (kajian) yang digelar GP Ansor di Pondok Pesantren Roudotul Ulum, di Desa Tanagara, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, Senin (20/11/2017).
Kajian yang mengusung tema ‘Di mana Bumi Dipijak, di situ Langit Dijunjung’ ini bertujuan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang paham radikalisme yang bisa mengancam keutuhan NKRI.
“Banten sebagai kawasan penyangga ibu kota Jakarta rawan sekali terjadi konflik. Kegiatan ini merupakan salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk mencegah hal itu,” kata Ketua Rizazul Ansor Pusat, Solahulam Notobuono.
Saat ini, paham-paham radikalisme berupaya terus menyusup ke tengah-tengah masyarakat hingga lingkungan pondok pesantren. Ia mengimbau agar warga tidak menelan mentah-mentah jika ada orang atau kelompok tertentu yang menyebarkan ajaran yang dirasa menyimpang.
“Tanya ke kiai atau ustaz. Apa yang disampaikan jangan diterima begitu saja,” pesannya.
Untuk menangkal radikalisme dan pencegahan konflik, GP Ansor menggerakan Banser dan Rizalul Ansor.
Meski banyak perbedaan, Solahulam meminta agar masyarakat tidak mudah terprovokasi dan mengedepankan musyawarah.
“Jangan gampang menyalahkan orang lain atas dasar perbedaan pandangan, hindari terjadi konflik untuk sama-sama menjaga negeri ini tetap kondusif,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua GP Ansor Banten Ahmad Nuri menambahkan, Ansor dan Banser tengah melakukan kaderisasi, mulai dari tingkat kecamatan hingga provinsi sebagai upaya menangkis paham-paham radikalisme.
“Kaderisasi ini untuk membentuk kader yang militan, idielogi dan daya tahan yang kuat. Artinya, ideologi dalam membentengi diri dari kelompok-kelompok ekstrem dan radikal,” jelasnya.(Nda)
