Tentang Kami

Mulanya Tekad

Juli 2010. Saya dan sekitar 18 jurnalis muda lainnya–waktu itu saya baru enam tahun jadi jurnalis–duduk mengitari mega persegi panjang di sebuah ruang di malam yang tenang.

Wisma Tempo, Sirna Galih, Kabupaten Bogor adalah salah satu tempat bersejarah dalam perubahan pers dan demokrasi di Indonesia. Tempat ini pula yang menjadi pembuka masa-masa terang buat saya sebagai salah satu peserta pelatihan advokasi yang digelar Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta.

Di tempat inilah untuk pertama kalinya saya merasakan tangan saya sebagai pekerja media sudah berlumuran dosa-dosa jurnalisme. “Pengakuan” dosa ini muncul beberapa saat setelah kami mendapat pertanyaan dari pemateri. Pertanyaannya sederhana, kami hanya diminta menuliskan salah satu bunyi pasal dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1999 Tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik.

Hampir 99 persen dari peserta pelatihan–termasuk saya–tak bisa menyebutkan bunyi pasal dalam UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik itu. Beberapa tahun setelah pelatihan itu, survei serupa yang melibatkan seluruh wartawan di Indonesia pernah dilakukan. Lagi-lagi hasilnya mengejutkan. Sekitar 80 persen wartawan di Indonesia juga tak tahu tentang UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik.

“Bagaimana mungkin saya bisa mengemban amanat luhur jurnalisme?” batin saya waktu itu.

Setelah pelatihan itu, hari-hari saya dihantui kegelisahan. Saya terus berdiskusi dengan beberapa kawan, hingga akhirnya saya sampai pada sebuah kesimpulan: ada andil perusahaan media dalam setiap dosa-dosa jurnalisme yang dilakukan jurnalis di lapangan. Minimnya upaya-upaya peningkatan kemampuan etik dan teknik jurnalis dan rendahnya kesejahteraan jurnalis salah satu tanggungjawab yang diabaikan perusahaan media.

“Andai saya memiliki kesempatan bisa mengelola media yang ideal,” harap saya.

Setelah Cahaya

Pembaca yang Budiman, jurnalisme telah memasuki era baru saat ini, era yang ditandai banjir informasi. Informasi yang semakin mudah didapati, membuat produk jurnalistik dan nonjurnalistik menjadi samar.

Lewat teknologi, semua pribadi saat ini bisa berbagi informasi melalui beragam media sosial seperti Facebook, Twitter, BlackBerry Messenger, WhatsApp, dan lain sebagainya. Kecepatan informasi menjadi keniscayaan. Begitulah zaman baru ini menitahkan.

Ketika produk jurnalistik dan nonjurnalistik telah samar, lalu informasi seperti apa yang masih bisa dipercaya khalayak? Atau lebih jauhnya bisa mencuri perhatian khalayak–yang mungkin sudah sampai pada fase jenuh akibat dibombardir informasi.

Banten Hits hadir di tengah Anda ketika gegap gempita pemberitaan melanda. Kami berangkat dari semangat untuk memenuhi hak publik, supaya publik mendapatkan informasi yang utuh tanpa terdistorsi oleh kepentingan apapun, bahkan kepentingan bisnis sekalipun yang sudah umum dijadikan nyawa bagi berlangsungnya keredaksian.

Kami tak ujug-ujug hadir tanpa menawarkan konsep yang berbeda dari semua situs pemberitaan yang sudah ada sebelumnya. Kami mencoba menawarkan sesuatu yang mungkin tak bisa ditemui selain di Banten Hits.

Banten Hits adalah situs berita (siber) yang berdiri pada 11 Februari 2013, dikreasi oleh tiga jurnalis muda yang pernah aktif bertugas di sejumlah media lokal dan nasional. Mereka adalah Darussalam Jagad Syahdana (Pernah bekerja di Fajar Banten–sekarang Kabar Banten–grup Pikiran Rakyat; Global TV, dan Info TV), Mas’ud Ibnu Samsuri (pernah bekerja di Rakyat Merdeka, Berita Jakarta, dan Indosiar), serta Ambadini Sekar Ningrum (pernah bekerja di Harian Tangerang Tribun dan Okezone).

Melalui teknologi, kami ingin berbagi informasi yang cepat namun tetap terpercaya dan mengedepankan kualitas isi. Kami ingin menjadi alternatif bagi pribadi-pribadi yang “kelelahan” oleh masifnya gempuran informasi.

Kami menamai Banten Hits, karena kami ingin turut berkontribusi untuk membangun Banten, tempat kami tinggal selama ini. Tentunya membangun Banten dengan cara kami.

Sebagai pelayan publik dalam hal pemenuhan informasi, kami menginginkan partisipasi dari pembaca semua yang Budiman. Ingatkanlah kami, jika kami diyakini oleh pembaca sekalian sudah melenceng dari koridor keharusan.

Kami bertekad, melalui informasi yang kami bagi, ingin menjadikan kehidupan di sekitar kami menjadi lebih baik, sebuah tugas kemanusiaan yang telah diemban sejak kami diciptakan, yakni supaya memberi manfaat terhadap sesama.

Akhir kata, kami haturkan salam hormat bagi Anda sekalian. Melalui karya nyata, mari kita mengambil peran untuk memajukan Bangsa! Selamat membaca!!

Pemimpin Redaksi Banten Hits.com

Darussalam Jagad Syahdana,

Author