Tanah retak-retak ini
Tempatku diejek matahari
Tempatku ditertawakan bulan
Tempatku didustai angin
Tempatku dipermainkan ombak
Air darah yang mengalir di sini
membentuk ragaku
Darah ibuku
Keringat para leluhur
yang memuji kesetiaan cinta
Tanah air
Keringat ayahku
Aku tak peduli
berapa banyak jasad tertimbun
berapa banyak noda tak hilang
berbekas di air laut
Aku selalu di sini
Lihatlah Ibu!
Sebentar lagi negeri ini akan hilang dari peta
Tolong Bapak!
Bagaimana caranya? agar aku bisa tetap berdiri
di batas Khatulistiwa
sepenuh hati aku mencintai
sebab dia bernama Nusantara
Zera Zetira Panjaitan
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta Jurusan Sastra dan Bahasa Indonesia